Wednesday, July 23, 2008

Ketahanan Keluarga

Saya pernah membaca sebuah artikel yang bagus tentang sebuah Ketahanan Keluarga, saya ingin menuangkannya di blog saya ini untuk sekedar di baca atau di ketahui oleh kita semua dan mungkin bisa kita ambil manfaatnya. Pernikahan yang menjadi pintu gerbang dalam pembangunan keluarga merupakan sesuatu yang sangat penting. Kalimat dalam akad nikah yang begitu mudah dan ringan diucapkan sebenarnya memiliki konsekuensi dan tanggung jawab yang sangat berat. Inilah yang kadangkala tidak disadari oleh pasangan yang telah menikah. Oleh karena itu, terwujudnya ketahanan keluarga menjadi sesuatu yang sangat penting agar perjalanan keluarga bisa berlangsung sebagaimana yang diharapkan.
Kaitanya dengan permasalahan diatas ada beberapa aspek ketahanan keluarga yang harus dimiliki, yaitu;

Pertama Memiliki Kemandirian Nilai
Keluarga Muslim berarti memiliki nilai-nilai Islam yang menjadi landasan berkeluarga dan arah kehidupannya. Dalam mengarungi bahtera kehidupan berumah tangga banyak sekali yang akan di lalui dan di rasakan oleh pasangan suami istri, apakah itu susah, senang, gembira, sedih, sakit dan masih banyak lagi rasa-rasa yang akan dan akan di lalui plus di rasakan. Jadi seberat apapun cobaan yang Allah berikan tidak akan melebihi kesanggupan makhluk ciptaanNya.
Disinilah keistiqomahan perlu di miliki oleh anggota keluarga supaya tetap memegang nilai-nilai yang telah diyakininya, sehingga jika sebuah resiko yang tidak menyenangkan itu betul-betul terjadi, maka anggota keluarga tidak berduka cita atau tidak menyesali nasib.

Kedua Memiliki Kemandirian Ekonomi. Setiap manusia membutuhkan makan, minum, berpakaian, bertempat tinggal, berkendaraan dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan semua itu dibutuhkan pendanaan dalam jumlah yang cukup yang didapatkan dengan cara yang halal. Maka dari itu setiap keluarga, khususnya bapak atau suami harus mampu mengembangkan keluarganya untuk memiliki kemandirian di bidang ekonomi. Dalam hal ini, kepala keluarga harus memiliki etos dan kemampuan berusaha dengan cara yang halal, bukan menghalalkan segala cara agar martabat atau harga dirinya bisa dipertahankan. Bahkan mengemispun tidak boleh dilakukannya.
Rasulullah saw bersabda, " seseorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya, maka itu lebih baik dari seseorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak". (HR Bukhari dan Muslim).

Ketiga Tahan Menghadapi Goncangan Keluarga. Kehidupan keluarga tak lepas dari berbagai goncangan yang dapat membahayakan keluarga. Kunci utama untuk memperkokoh ketahanan keluarga dalam situasi seperti ini adalah konsolidasi suami istri. Ketika ada hal-hal yang yang kurang menyenangkan dari istri atau sebaliknya suami terhadap istri, maka seseorang harus berfikir dan belajar untuk tetap berinteraksi secara baik, karena di balik itu sebenarnya ada kebaikan yang banyak.

Keempat Keuletan dan Ketangguhan dalam Memainkan Peran Sosial. Keshalihan seorang Muslim tidak hanya bersifat pribadi dalam arti ia menjadi baik hanya untuk kepentingan diri dan keluarganya, tapi keshalihannya juga harus di tunjukan dalam bentuk keshalihan sosial.
Hal ini karena di dalam Islam ada dua hubungan yang harus di jalin, yakni hubungan vertikal dengan Allah SWT yang biasa disebut dengan hablum minallah dan hubungan horizontal dengan sesama manusia dan sekitarnya yang disebut dengan hablum minannas. Dengan begitu keluarga bisa memainkan peran sosial di masyarakat dengan baik sehingga keberadaannya bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak dan ini akan membuatnya menjadi keluarga terbaik.

Kelima Mampu Menyelesaikan Problema yang dihadapi. Menjalani kehidupan keluarga seringkali berhadapan dengan berbagai problema. Jangankan kehidupan keluarga, kehidupan pribadi saja tidak pernah sepi dari persoalan. Kadang kala satu persoalan belum bisa dipecahkan namun sudah muncul lagi persoalan berikut yang bisa jadi lebih berat.
Dalam situasi menghadapi persoalan hidup, sangat penting bagi insan keluarga untuk terus mengokohkan ketakwaan kepada Allah SWT, sebab dalam kamus kehidupan orang bertakwa tidak ada istilah jalan buntu dalam arti persoalan tidak bisa dipecahkan.
Allah berfirman " Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezky dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (QS at Thalaq : 2-3).

Kehidupan masyarakat kita sekarang dengan tantangan yang sedemikian berat menuntut kehadiran keluarga yang memiliki ketahanan yang baik sehingga diharapkan akan lahir masyarakat dengan ketahanan pribadi yang baik karena keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dan bangsa.

Finally ......... :D

7 comments:

Anonymous said...

Tapi mana kelanjutannya Bu? Sepertinya artikelnya terpotong atau memang cuma sampai segitu?

Suparti Ria Saptarika said...

maaf belum difinishing jadi nggantung dech! secepatnya akan menyusul :-)

PoetieK said...

Assalamu alaikum...ibu...
Setelah saya membaca tulisan itu, dan meski sedikit menggantung saya merasa bahwa hal-hal inilah yang masih jarang dimiliki oleh keluarga-keluarga baru, maupun yang lama, tidak perlu jauh-jauh, kita bisa memperhatikan disekitar kita. Saya tidak bermaksud untuk membicarakan orang, tetapi hendaknya hal ini benar-benar menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semua. sayangnya, justeru hal ini terkadang dianggap sepele. Artikel ini sungguh sangat berguna, setidaknya untuk kita dan keluarga...
terima kasih ibu, karena artikelnya ini saya mendapatkan ilmu baru lagi...dan terima kasih ibu sudah sudi mampir ke blog saya....udah kangen nih bertemu ibu lagi, dah lama ya bu tak ketemu...
wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Anonymous said...

Di batam ini ketahanan keluarga sangat rentan karena banyak sekali ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai karyawan pabrik
Sehingga kurang bisa memperhatikan suami dan anaknya .

http://umairbatam.wordpress.com

time,love and tenderness said...

Asslamualaikum..Salam kenal on line Ibu. Saya sering mendengar nama Ibu tapi belum pernah ketemu...Padahal anak kita sekelas lho ..( Alam dengan Faiz). Artikelnya bagus buat pencerahan. Semoga tetap semangat.

Suparti Ria Saptarika said...

Wa'alaikumussalam Faiz, apa kabar? senang ya kalo bisa jumpa. Semoga nanti kita bisa ketemu di sekolah.

Anonymous said...

Assalm...Bu ria salam kenal ya ?? artikelnya bagus..boleh ya ijin copy untuk dimuat di bulletin ormas kami ???