Monday, August 28, 2006

Aku pak wawa membesuk an Eet, Korban Kebakaran di Ruli Edn Park Batam Centre

28 Agustus 2006
Harian Sijori Mandiri:


Harian Tribun Batam:

Sekujur Badan Eet Dibalut Perban
Batam, Tribun - Eet, bayi usia 3 tahun 9 bulan yang menjadi korban kebakaran di ruli Centre Park Batam Centre, Jumat (25/8) lalu, kini terbaring lemah di ruang isolasi Rumah Sakit Otorita Batam (RSOB).Seluruh badannya dibalut perban. Di tangannya menempel jarum infus dan di hidungnya menempel selang bantuan pernapasan. Tarikan napasnya terdengar cukup kuat, kadang ia menjerit seperti menangis.Minggu (27/8) kemarin, Eet dikunjungi Wakil Wali Kota Batam, Ria Saptarika, dan istrinya, Suparti, yang ingin mengetahui perkembangan kesehatan Eet. Selain itu Ria juga memberikan bantuan kepada ayah Eet, Tony, untuk keperluan perobatan.Suparti sempat tertegun melihat kondisi Eet. Setelah lama melihat Eet, kemudian Suparti mengelus kepala Eet dan membacakan doa bagi balita putra itu. Di samping Suparti berdiri ibu Eet, Erlin, dengan wajah cemas. Menurut dr Apul yang saat itu sedang piket, masalah serius yang dihadap Eet akibat luka bakar yang ia derita saat ini adalah bahaya infeksi yang mengancam luka itu dan dehidrasi (kekurangan air dalam tubuh).Dehidrasi Eet masih bisa ditangani dengan pemberian cairan melalui infus. Tetapi bahaya infeksi masih harus diwaspadai karena seharusnya pasien luka bakar seperti Eet dirawat dalam unit khusus luka bakar, sedangkan RSOB tidak memiliki unit itu.Kebakaran itu tidak hanya mengakibatkan luka di bagian luar tubuh Eet, tetapi lambung dan saluran pernapasannya juga mengalami luka. Oleh sebab itu, Eet dipuasakan sambil lambungnya dibersihkan."Mudah-mudahan kondisinya membaik. Tolong dia dijaga baik-baik, ya," ujar Ria kepada sang dokter. Kemudian Ria meminta Tony sabar menghadapi cobaan hidup sambil memberikan bantuan dari Pemko Batam.Meski kondisi Eet parah, Tony masih mengucapkan rasa syukur. Eet masih bisa diselamatkan meski saat kebakaran terjadi balita itu sedang berada dalam rumah sendirian yang pintunya sedang terkunci.Saat itu Tony sedang bekerja seperti biasasebagai pekerja bangunan, sedangkan Erlina juga menjalani pekarjaannya seperti biasa sebagai pembantu rumah tangga. Mereka berdua tidak menyangka malang akan menimpa pada hari itu."Untung saja waktu itu tetangga kami peduli. Ketika itu mereka mendengar Eet menangis berteriak di dalam rumah. Lalu pintu didobrak, kemudian Eet dibawa ke rumah sakit awal Bros," ujar Tony. Tapi kemudian Eet dipindahkan ke RSOB. Tony mengaku ia mengetahui peristiwa naas itu dari kawannya pada pukul 8 malam. Kebakaran itu merenggut semua harta yang dimiliki keluarga Tony. Barang, uang tabungan, surat kavling tanah, kartu kompensasi BBM, semuanya amblas dimakan api. "Tidak ada yang tersisa, untuk makan saja dibantu kawan. Saya butuh bantuan agar dapat keringanan membayar biaya perobatan," ujar Tony. (jun)

No comments: