Thursday, October 23, 2008

Doa dan Ikhtiar

Doa hanya jadi sebuah angan bila tak di barengi dengan ikhtiar. Namun ikhtiar juga tak bermakna tanpa diiringi doa.
Maka keduanya harus berjalan beriringan. Mungkin sering kita merasa bahwa doa doa yang kita panjatkan pada Allah belum juga dikabulkan setelah waktu yang lama. Ada baiknya kita memeriksa kembali apakah cara cara kita berdoa sudah benar. Lalu apa saja yang harus kita perhatikan saat berdoa?. Inilah tuntunan dalam berdoa:

1. Rezeki yang halal. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah menggambarkan keadaan seseorang yang sedang berkelana jauh dengan rambut dan pakaian yang berantakan dan penuh debu. Ia berdoa ke langit. Namun bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan sementara makananya dari yang haram, pakaianya dari yang haram.
Maka kebersihan rezeki yang kita konsumsi, secara zat maupun hakikat atau asalnya, haruslah berasal dari yang halal. Itulah salah satu syarat diterimanya doa.

2. Menghadap Kiblat. Ini dicontohkan Rasulullah yang antara lain dalam satu riwayat digambarkan memohon turunya hujan sambil menghadap kiblat. Namun, bila dalam kondisi terdesak, doa tentu bisa kita lakukan kearah manapun juga.

3. Memperhatikan saat saat yang tepat.
Banyak waktu yang afdhol untuk melakukan doa, seperti di sepertiga malam, pada bulan Ramadhan, saat di Padang Arafah dan sebagainya.

4. Mempehatikan kondisi yang mustajab. Misalnya, pada saat bersujud, ketika dalam ketakutan, saat turun hujan.

5. Mengangkat kedua tangan. Dijelaskan oleh Rasulullah, "Mintalah dengan telapak tanganmu, bukan dengan bagian belakangnya." Dari Abu Dawud dan Ibnu Abbas bahwa Rasulullah juga menjelaskan, "Jika engkau meminta sesuatu, hendaklah dengan mengangkat kedua tanganmu sejajar dengan bahumu atau kira kira sejajar denganya..."

6. Di mulai dengan memuji Allah, serta mengucapkan shalawat Nabi saw. Berdasar hadits yang diriwayatkan oleh Abu Fadhalah bin Ubaid, "...Jika salah seorang di antara kalian berdoa, hendaklah dimulai dengan mengagungkan Rabb Yang Maha Agung dan Maha Mulia serta menyanjungnya, lalu mengucapkan shalawat atas Nabi saw. Setelah itu barulah dia berdoa meminta apa yang diinginkan."

7. Khusyu, merendahkan diri dan merendahkan suara. Seperti yang tercantum dalam Qs Al A'raaf:55, "berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara lembut. Sungguh dia tidak menyukai orang orang yang melampaui batas."
Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abu Musa Asy'ari bahwa ketika Nabi saw mendengar orang yang menbaca doa dengan suara keras, beliau bersabda, "Wahai manusia, berdoalah dengan suara perlahan, karena engkau bukan menyeru kepada yang tuli dan tidak mengetahui apa apa..."

8. Tidak berprasangka akan lambat dikabulkan. Diriwayatkan oleh Malik dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw bersabda, "Tentu doa seseorang itu akan dikabulkan Allah selama orang itu tidak gegabah mengatakan, "Aku telah berdoa, tetapi doaku tidak juga dikabulkan."

9. Dengan keyakinan akan dikabulkan. Jangan berdoa dengan ungkapan tak yakin seperti, " Ya Allah ampuni dan berilah rahmat padaku bila Engkau menginginkanya." Berdoalah dengan kalimat yang penuh keyakinan.

10. Jangan berdoa yang mengandung keburukan terhadap diri sendiri dan keluarga. Jabir meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Jangan berdoa buruk terhadap dirimu, terhadap anak anakmu, terhadap pelayan pelayanmu dan harta bendamu. Jangan sampai nanti doamu itu bertepatan dengan suatu saat ketika Allah bisa memenuhi permohonan, hingga doa doa burukmu benar benar terkabul."

11. Mengulang doa hingga tiga kali. Abdullah bin Mas'ud meriwayatkan, "Rasulullah sering berdoa dan membaca istighfar tiga kali."

12. Menyapu wajah. Dengan kedua belah telapak tangan setelah selesai berdoa, setelah memuji dan mengagungkan Allah dan setelah mengucapkan shalawat Nabi.


Sumber : Fiqih Sunnah, Sayyid Sabiq (Majalah Ummi no. 06/xx1429H)

No comments: