Monday, July 24, 2006

Menjadi Pembicara LKK KOHATI tk. Nasional

Sehubungan dengan dilaksanakannya Latihan Khusus KOHATI tk. Nasional oleh Korp HMI-wati HMI cabang Batam, pada tanggal 19-23 Juli 2006 yang bertemakan "Reorientasi Ideologi dan Reaktualisasi Peran Muslimah Insan Cita; Solusi terhadap Krisis Kekinian Perempuan HMI"
panitia meminta kesediaan Ibu Wawako untuk menjadi pemateri pada hari Kamis, 20 Juli 2006 pukul 09.00 wib di Asrama Haji. Materi yang yang dimintakan kesediian ibu wawako yaitu "Perempuan dalam Perspektif Sejarah".

Pada saat acara, materi ini dipanelkan dengan materi "Perempuan dalam Perspektif Hukum Islam" yang disampaikan oleh ibu Herlini Amran dari Jakarta.

Ibu wawa menyampaikan bahwa dewasa ini banyak terjadi kesalahan persepsi kaum perempuan sendiri, terutama muslimah terhadap perlakuan hukum Islam terhadap kedudukan perempuan. Mereka justru mengagung-agungkan apa yang ditetapkan Barat terhadap perempuan. Karenanya, berbicara tentang sejarah perempuan dalam Islam tidak akan jelas kecuali jika kedudukan perempuan tersebut dibandingkan dengan kedudukannya di tengah-tengah nilai-nilai yang jauh dari Islam. Karena komparasi semacam inilah yang bisa memberikan perbedaan yang mencolok antara yang satu dengan yang lain, antara perempuan yang memiliki kehormatan dalam Islam dengan perempuan yang menjadi barang dagangan yang diperjualbelikan dan diobral secara hina, jauh dari nilai-nilai Islam. Perbandingan ini juga mampu membangkitkan izzah(harga diri) pada setiap jiwa aktifis muslimah dalam menisbahkan dirinya kepada agama yang mulia ini.

Kita tidak akan menemukan tatanan manapun yang sejak semula telah memberikan keluasan gerak, kemuliaan, kehormatan dan perhatian yang sangat tinggi dan besar bagi seorang perempuan, kecuali hanya terdapat dalam syari’at Islam. Selain terbukti dengan penamaan surat dalam Al-Quran, yaitu surat An-Nisa’, nash-nash dalam Al-Quran dan hadits pun banyak memuat penghargaan terhadap kedudukan seorang perempuan.

Islam menghargai sosok perempuan dengan menganggapnya sebagai unsur penyempurna bagi kaum laki-laki dan satu sama lainnya adalah sebagai penolong, bukan sebagai musuh atau pesaing. Pemuliaan terhadap sosok ibu juga sungguh luar biasa, melebihi kedudukan seorang bapak. Sehingga suatu kenikmatan yang abadi pun dinisbahkan kepadanya (surga itu di bawah telapak kaki ibu), manakala seseorang memperlakukannya dengan penuh bakti dan rasa hormat. Kita bersyukur pada Allah SWT yang telah memberikan nikmat Islam kepada kita.

Karena itu, sudah suatu kewajiban bagi para muslimah untuk berdakwah, memberikan pengajaran dan nasihat kepada kaum yang memandang perempuan antara dua kutub ekstrim. Di satu sisi menganggap perempuan sebagai sumber bencana dan tindak kriminal di dunia sehingga tidak layak tampil di arena kehidupan, disisi lain ada kaum yang meyakini bahwa perempuan memiliki kebebasan mutlak tanpa batas sehingga ia berusaha sekuat tenaga untuk bersaing dengan laki-laki dengan dalih ‘emansipasi perempuan’. Karena citra negatif perempuan akan dapat berubah apabila perempuan itu sendiri yang berusaha untuk merubahnya dengan keluhuran dan kemuliaan ajaran Islam yang telah ia amalkan dalam kehidupan sehari-hari.




Disampaikan oleh Suparti, S.E
dalam Latihan Khusus KOHATI (LKK) Tingkat Nasional
Kamis, 20 Juli 2006
Asrama Haji, BATAM

No comments: